PilarBerita.id— Legislator DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Utara, Christiany Eugenia Paruntu menyambut baik langkah Presiden Prabowo Subianto dalam menjalin kemitraan strategis dengan Brasil di sektor energi bersih dan bioenergi. Ia menyebut kerja sama tersebut sebagai momentum emas untuk mempercepat transformasi sistem energi nasional menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Pernyataan ini disampaikan menyusul pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Brasilia.
“Kerja sama ini bukan sekadar bentuk diplomasi energi, tapi peluang nyata untuk mempercepat transformasi sistem energi nasional,” tegas Tetty Paruntu, politisi Partai Golkar yang juga anggota Komisi XII DPR RI.
Dukung Penuh Prabowo, Tetty Minta Transisi Energi Sentuh Rakyat
Tetty menegaskan bahwa kerja sama di bidang energi bersih harus diarahkan untuk menjangkau masyarakat luas, terutama dalam menyediakan akses energi yang terjangkau, merata, dan berkelanjutan.
“Kami berharap kerja sama ini benar-benar bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Jangan hanya berhenti pada level kebijakan atau proyek besar, tapi harus memperkuat infrastruktur energi bersih secara nasional,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa DPR RI, melalui Komisi XII, siap memberikan dukungan maksimal melalui regulasi, penganggaran, hingga pengawasan terhadap program-program strategis dalam transisi energi.
“Kami di DPR akan mengawal penuh. Ini bukan hanya soal energi, tapi soal masa depan bangsa dan ketahanan lingkungan,” ujar mantan Bupati Minahasa Selatan dua periode itu.
Brasil Jadi Model, Indonesia Siapkan Langkah Nyata
Sebelumnya, Presiden Prabowo dalam pertemuannya dengan Lula da Silva menyampaikan ketertarikannya terhadap kesuksesan Brasil dalam pengembangan biofuel, terutama bioetanol dari tebu dan biodiesel dari kedelai. Ia menyebut Brasil sebagai teladan global dalam sektor energi hayati dan pertanian rendah emisi.
Sebagai langkah konkret, Indonesia akan mengirimkan tim teknis ke Brasil untuk mempelajari teknologi bioenergi dan pengelolaan pertanian berkelanjutan. Prabowo juga menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai 100 persen bauran energi terbarukan paling lambat tahun 2040.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang turut dalam kunjungan menyebut bahwa pengalaman Brasil sangat relevan untuk Indonesia. Ia menekankan pentingnya kerja sama tersebut dalam mendorong alih teknologi dan investasi energi bersih, selaras dengan Permen ESDM No. 4 Tahun 2025 tentang percepatan pengembangan biofuel nasional.